Jumat, 25 September 2009

Tugas Filsafat Ekonomi "ETIKA KAPITALISME"

Etika dan Ilmu Ekonomi ternyata saling berkaitan erat. Perilaku ekonomi yang dijalani manusia dapat dipastikan memiliki dimensi etis di dalamnya. Persoalan etis dalam ilmu ekonomi yang pelik terjadi adalah persoalan kapitalisme, yaitu di mana kaum kapitalis mencari kesempatan untuk menanam modal demi keuntungan pribadinya. Kaum sosialis yang menentang perilaku ekonomi kaum kapitalis menggunakan kata-kata fitnah yang memberi kesan bahwa kapitalisme itu materialistik, kejam, juga tidak berperasaan. Namun sekeras apapun kaum sosialis menentang kaum kapitalis tetap saja lebih unggul kaum kapitalis karena kapitalisme menipu sosialis dengan kata-kata lain dibalik kata kapitalisme yang sebenarnya mengandung makna kapitalis seperti sistem laba rugi, perusahaan bebas, atau sistem kompetitif.

Pada dasarnya setiap orang memiliki hak pemilikan pribadi atas barang yang diperolehnya yang tidak dapat diganggu oleh orang lain. Begitu pula dalam sistem pasar bebas di mana setiap orang memiliki kebebasan untuk memproduksi tanpa adanya keterlibatan negara. Berbeda dengan kaum sosialis yang menitikberatkan keterlibatan negara dalam sistem produksi. Segala hal yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat ada unsur campur tangan pemerintah di dalamnya. Namun begitu, dalam sistem pasar bebas, sesuatu yang diproduksi oleh seseorang atau satu pihak harus melibatkan publik agar produsen mengetahui kepuasan konsumen sehingga keuntungan lebih mudah dicapai.

Pemilikan pribadi dan pasar bebas menimbulkan konsekuensi kompetisi atau persaingan, yaitu di mana masing-masing produsen saling memaksimalkan produksinya sehingga lebih memikat konsumen dalam memanfaatkan produk tersebut. Timbulnya persaingan tersebut secara tidak langsung merupakan suatu bentuk kerja sama untuk memperluas dan meningkatkan mutu produksi. Apalagi dalam persaingan kapitalistik yang justru sangat ditentang oleh kaum sosialis dengan anggapannya bahwa persaingan adalah perang yang liar, egois, dan jahat.

Suatu produksi tidak akan mencapai hasil yang maksimal tanpa adanya pembagian kerja yang efektif karena tanpa disadari semakin pekerjaan terbagi maka akan semakin produktif lah usaha tersebut. Biar bagaimana pun kerja sama sangat dibutuhkan untuk memaksimalkan usaha. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Ia selalu membutuhkan bantuan orang lain. Membutuhkan orang lain demi suatu tujuan. Atau dengan kata lain, setiap individu memiliki kebutuhan yang secara tidak langsung dipenuhi oleh pihak lain. Dalam hal ini terjadi interaksi ekonomi berkaitan dengan pasar di mana pihak yang ingin dipenuhi kebutuhannya memperoleh keuntungan dengan terpenuhinya apa yang ia inginkan dan pihak yang mengolah kebutuhan tersebut mendapat kesempatan untuk terus menjalankan usahanya.

Pentingnya kerja sama dalam aktivitas ekonomi dapat mewujudkan hubungan yang mutualistik yaitu masing-masing pihak dapat saling memenuhi kebutuhan dan tentunya menimbulkan keuntungan untuk kedua belah pihak. Begitu pula kaitannya dengan keberlangsungan perusahaan. Dalam suatu perusahaan dibutuhkan kerja sama antara pemimpin dengan karyawannya untuk memproduksi barang atau jasa dengan kualitas terbaik sehingga kesejahteraan karyawan terjamin dan perusahaan juga berkembang. Dalam kaitannya dengan hubungan perdagangan antar negara pun dibutuhkan kerja sama yang berujung pada kesejahteraan masing-masing negara. Dengan menilik dari pemenuhan kebutuhan tersebut maka tujuan yang ingin dicapai oleh suatu pihak dapat pula mewujudkan tujuan pihak lain.

Kenyataan yang dihadapi kaum kapitalis dari kaum sosialis adalah perihal ketidakadilan dari sistem kapitalisme. Kapitalisme dianggap mengagungkan kekuatan untuk menjadikan yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Pernyataan ini mengandung konsekuensi bahwa pihak yang kaya akan terus berusaha mengeksploitasi sumber yang ada agar menghasilkan keuntungan yang potensial dan pihak yang miskin akan terserap dayanya untuk memperluas produktivitas pihak yang kaya. Hal tersebut dianggap tidak adil oleh kaum sosialis. Namun sebaliknya kaum kapitalis memandang bahwa adanya kapitalisme justru mewujudkan suasana keadilan di mana kemiskinan di tengah kekayaan sangat diperhatikan. Kekayaan orang kaya tidak akan membuat jatuh orang miskin melainkan justru membuat mereka menjadi lebih kaya dan potensial dengan sarana-sarana yang diberikan dari orang kaya.

Dalam situasi ekonomi pasar bebas, keadilan membuat kecenderungan yang kondusif untuk memaksimalkan produksi. Bahkan setiap orang dibayar sesuai dengan produksinya terhadap suatu produksi. Kaum kapitalis menilai perilaku ini adalah instrument yang netral. Dengan begitu mereka beranggapan bahwa kapitalisme adalah sistem kebebasan. Kebebasan ini tidak mutlak dimaknai sama oleh masyarakat sehingga dibutuhkan dasar moral yang tepat berkenaan dengan sistem kapitalisme.

Kata materialistik yang terkandung dalam kapitalisme membuat kemungkinan setiap orang untuk memenuhi kebutuhan materialnya. Untuk itu kerja sama sangat penting ditekankan agar kebutuhan atau tujuan yang ingin diperoleh dapat diwujudkan. Kebiasaan ekonomi yang disengaja cenderung membuat kebiasaan timbal balik.

Dalam bab Etika Kapitalisme Henry Hazlitt ditekankan bahwa sistem kapitalisme, ekonomi pasar, merupakan sistem kebebasan, keadilan, dan produktivitas. Hanya ketika manusia bebas mereka dapat menjadi bermoral. Hanya ketika mereka bebas untuk memilih mereka dapat dikatakan memilih yang benar bukan yang salah. Ketika mereka bebas untuk memilih, ketika mereka bebas untuk mendapatkan dan menikmati hasil kerjanya, mereka merasa diperlakukan dengan adil. Keadilan sistem tersebut berasal dari kebebasan yang dijamin, dan produktivitas sistem tersebut berasal dari keadilan penghargaan yang diberikan.

Indonesia sendiri mengadopsi dua sistem yang saling bertentangan itu. Indonesia berusaha menggabungkan antara sistem kapitalis dan sistem sosialis. Sumber daya yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak seperti listrik, air, minyak bumi, gas alam, dll dikuasai oleh negara dengan tujuan agar seluruh rakyat Indonesia dapat menikmati sumber daya tersebut secara merata tanpa adanya unsur dominasi pihak tertentu. Sumber-sumber lain yang tidak berkaitan dengan hajat hidup orang banyak bebas untuk dimiliki oleh setiap rakyat sebagai mata pencahariannya. Sistem perekonomian Indonesia ini terasa adil dan menjembatani hubungan negara dengan rakyat. Indonesia tidak berusaha mendominasi kapitalis begitu pula tidak mendominasi sosialis. Indonesia bukanlah negara yang terlalu liberal juga tidak terlalu komunis melainkan Indonesia merupakan negara demokratis. Perekonomian Indonesia sebenarnya sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya hanya saja akhir-akhir ini perekonomian Indonesia dikacaukan oleh maraknya korupsi. Korupsi sangat menghalangi kemajuan perekonomian negara karena sumber-sumber yang seharusnya dapat dinikmati masyarakat diambil hanya untuk keuntungan pribadi. Sistem demokrasi yang diterapkan menjadi hilang kepercayaannya dan mengakibatkan konsekuensi bagaimana caranya mengembalikan kepercayaan rakyat kepada pemerintah.

1 komentar: