Kamis, 14 Oktober 2010

Pancake Company... Pancake EneG!

Kamis,, 14 oktober 2010..
sore2 emang enaknya makan..
setelah puas mengitari malioboro, akhirnya aku dan temenku yang baru abis beli sepatu di toko pinggiran malioboro sepakat nyobain pancake di PANCAKE COMPANY !!

Katanya pancake di sana enak dan murah..
Nyampe sana,, temenku nanya sama waiternya 'Menu favoritenya yang mana?'
jawab si waiter yg ramah 'Coffee Oreo sama Tutty Frutty Ice Cream mbak'
jadilah temenku pesen tu coffe oreo dan aku malah pesen di luar menu favorit yg mbaknya bilang itu. Aku pesen Blueberry Cheese + ice cream pancake..

COFFEE OREO + ICE CREAM VANILLA PANCAKE

BLUEBERRY CHEESE + ICE CREAM CHOCOLATE PANCAKE


Setelah menu datang langsung deh diserbu tanpa ba bi bu lagi..
aslinya sih enak apalagi yg coffee oreo itu tapi kok makin lama makin eneg ya, nyaris mo muntah malah saking enegnya.
Kayaknya kebanyakan telor deh.. (hehe sok tau dink..)
jadi ga diabisin deh pancakenya.. (rugi sihh...)

O ya, pancakenya harganya emang rata2 kok.
cuma 8rb-12rb..
ada menu laen juga selain pancake.
Minumannya juga macem2..

saranku kalo kesini yang dicobain PANCAKEnya ya! walopun kata orang spaghettinya juga enak..

MET MENCOBA...

Pancake Company:
Jl. Prof. Dr. Yohanes no. 1060 SAGAN
yogyakarta

Bukanya sore jam 4 ke atas..
(kayaknya sih soalnya ke sana jam 3 masih tutup)

Rabu, 06 Oktober 2010

REKAYASA GENETIKA

A. Pengertian dan Penyebab Rekayasa Genetik

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, terutama pengetahuan tentang genetika dan biologi perkembangan, manusia telah mampu memasukkan atau meningkatkan sifat-sifat tertentu pada sel atau virus melalui modifikasi DNA, untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia. Tindakan ini disebut dengan rekayasa genetika. Namun sebagaimana istilah-istilah lainnya, istilah rekayasa genetika pun bisa diartikan macam-macam. Kadang-kadang rekayasa genetika diartikan dengan bioteknologi, sehingga orang yang anti terhadap rekayasa genetika mungkin membuat tulisan semacam ini, "Bioteknologi, Imperialisme Modal dan Kejahatan Globalisasi" dan sebagian besar tulisannya adalah mengenai rekayasa genetika. Padahal bioteknologi bukan hanya mencakup rekayasa genetika karena termasuk kultur jaringan, produksi enzim dan lain-lain. Bahkan membuat keju atau yoghurt pun sering diartikan sebagai bioteknologi. Ada pula yang mengartikan rekayasa genetika ini sebagai modifikasi genetik makhluk hidup. Dengan demikian praktek pemuliaan baik tanaman maupun hewan baik melalui pemuliaan selektif (memilih bibit yang paling menguntungkan dari pertanian sebelumnya untuk penanaman berikutnya) yang sudah dilakukan manusia ribuan tahun silam tergolong rekayasa genetika. Begitu pula praktek kawin silang, usaha mematikan gen-gen tertentu sampai mengcopy kode DNA suatu spesies untuk dimasukkan ke genom spesies lainnya.
Rekayasa genetik adalah teknik yang dilakukan manusia dengan cara mentransfer/memindahkan gen (DNA) yang dianggap menguntungkan dari satu organisme ke susunan gen (DNA) dari organisme lain.

Secara ilmiah, penyebab berkembangnya rekayasa genetika dikarenakan :
- Ditemukannya enzim pemotong DNA yaitu enzim restriksi endonuklease
- Ditemukannya pengatur ekspresi DNA yang diawali dengan penemuan operon laktosa pada prokariota
- Ditemukannya perekat biologi yaitu enzim ligase
- Ditemukannya medium untuk memindahkan gen ke dalam sel mikroorganisme
Sejalan dengan penemuan-penemuan penting itu, perkembangan di bidang biostatistika, bioinformatika dan robotika/automasi memainkan peranan penting dalam kemajuan dan efisiensi kerja bidang ini.
Adanya rekayasa genetik juga disebabkan oleh keinginan manusia untuk maju, untuk menyempurnakan dirinya, dan juga untuk memecahkan rahasia alam. Keberhasilan manusia menguak berbagai rahasia alam membangkitkan semangat mereka untuk semakin menjawab pertanyaan-pertanyaan yang selalu timbul tentang mengapa suatu fenomena alam dapat terjadi dan bagaimana hal itu terjadi melalui teknologi-teknologi yang diciptakannya termasuk teknologi rekayasa genetik.
Salah satu aplikasi dari rekayasa genetik adalah kloning. Istilah kloning dipakai secara umum untuk menunjukkan segala macam prosedur yang menghasilkan replika genetik yang sama persis dari induk biologis , termasuk DNA sequence ,sel atau organisme. Oleh karena organisme itu dibuat dari satu sel maka organisme tersebut mendapat faktor-faktor keturunan yang sama persis dengan masternya.

B. KAPITALISME DAN REKAYASA GENETIK

Kesan kapitalisme dengan adanya perkembangan teknologi yang diwujudkan dalam rekayasa genetik sangat terasa pengaruhnya. Teknologi rekayasa genetika tidak dapat dilepaskan begitu saja dari pengaruh ekonomi. Hasil dari rekayasa genetik pada umumnya dipatenkan oleh lembaga-lembaga yang berwenang terhadap berhasilnya rekayasa genetik yang dilakukan sehingga produk dari rekayasa genetika itu terkesan ‘mahal’.
Sebagai contoh dalam kasus penggunaan hormon pertubuhan sapi yang naik sebesar 20%, bagi peternak-peternak tradisional produk ini sangat merugikan. Tentu saja produk ini hanya dapat dibeli oleh perusahaan peternakan yang bermodal besar. Pengaruh kapitalisme ini tentu saja mengakibatkan kesenjangan ekonomi.
Bakat unggul yang diperoleh dari rekayasa genetik selain menguntungkan lembaga-lembaga tertentu juga menguntungkan dari segi ekonomis bagi individu dan lingkungan. Jika teknologi ini berhasil maka akan dihasilkan individu yang lebih sehat dan sempurna sesuai yang diharapkan oleh ilmuwan sehingga ilmuwan memperoleh insentif/kepercayaan dari negara. Hasil maksimal yang ingin dicapai dari teknologi rekayasa genetik adalah kemampuan menghasilkan bakat unggul yang dapat digunakan untuk memompa perekonomian negara sekaligus dapat digunakan sebagai sarana intervensi di bidang kedokteran, pertanian, peternakan, dan bidang-bidang lain yang berpengaruh dalam rekayasa genetik.
Teknologi yang semakin maju mengakibatkan rekayasa genetika mengalami perkembangan. Ilmu terapan ini dapat dianggap sebagai cabang biologi maupun sebagai ilmu-ilmu rekayasa (keteknikan). Dapat dianggap, awal mulanya adalah dari usaha-usaha yang dilakukan untuk menyingkap material yang diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Ketika orang mengetahui bahwa kromosom adalah material yang membawa bahan terwariskan itu (disebut gen) maka itulah awal mula ilmu ini. Tentu saja, penemuan struktur DNA menjadi titik yang paling pokok karena dari sinilah orang kemudian dapat menentukan bagaimana sifat dapat diubah dengan mengubah komposisi DNA, yang adalah suatu polimer bervariasi.
Tahap-tahap penting berikutnya adalah serangkaian penemuan enzim restriksi (pemotong) DNA, regulasi (pengaturan ekspresi) DNA (diawali dari penemuan operon laktosa pada prokariota), perakitan teknik PCR, transformasi genetik, teknik peredaman gen (termasuk interferensi RNA), dan teknik mutasi terarah (seperti Tilling). Sejalan dengan penemuan-penemuan penting itu, perkembangan di bidang biostatistika, bioinformatika dan robotika/automasi memainkan peranan penting dalam kemajuan dan efisiensi kerja bidang ini.
Sistem kapitalisme memang hanya bisa hidup jika melakukan revolusi secara terus menerus pada alat-alat produksi. Segala macam bentuk teknologi termasuk teknologi rekayasa genetika bukan diciptakan untuk teknologi itu sendiri tetapi untuk penumpukan modal. Kloning sebagai aplikasi dari teknologi rekayasa genetika diklaim memiliki unsur alasan komersial. Alasan komersial ini tentu merupakan pengaruh dari produk kapitalisme. Salah satu sumber mengatakan bahwa Ilmu kloning sendiri sebenarnya masih dalam tahap awal. Apa yang dilakukan ilmuwan ACT (Advanced Cell Technology [perusahaan bioteknologi AS]), menurut Dr. Ian Wilmut, ilmuwan pemrakarsa kloning Dolly, masih belum apa-apa. Namun potensi komersial dari proyek kloning ini sudah membentang di depan mata. Sejumlah perusahaan bioteknologi bahkan sudah menyandarkan periuk nasinya pada bisnis ini. Dan sejumlah perusahaan tersebut berbasis di AS dan Inggris. Menurut PPL Therapeutics, perusahaan Inggris yang meluncurkan domba Dolly, perlu waktu beberapa tahun lagi untuk membuat kloning sebagai bisnis menguntungkan dalam skala besar. Namun ACT mengatakan bahwa jalan pembuatan uang bagi kloning binatang sudah terbuka lebar. Ia menawarkan ”kloning kontrak” untuk binatang unggulan, dimana setiap binatang unggulan yang dikloning tersebut dihargai sekitar US$ 100 ribu.
Penemuan kloning erat dengan kapitalisme sebagai ajang untuk berbisnis di samping untuk mengembangkan ilmu. Dengan kata lain terdapat pengaruh-pengaruh dan dampak yang besar terhadap jalannya suatu ilmu dan teknologi.

C. DAMPAKNYA BAGI KEMANUSIAAN

Menurunkan bakat tanpa perkawinan merupakan tujuan awal dari terciptanya teknologi rekayasa genetika. Pada mulanya ilmuwan mengabaikan berbagai konsekuensi yang muncul akibat teknologi rekayasa genetika namun demi perkembangan ilmu, yang terjadi adalah para ilmuwan bioteknologi tetap melanjutkan peranannya sebagai ilmuwan profesional. Organisme hasil rekayasa genetika pada umumnya mempunyai bakat-bakat yang baik, seperti kloning yang kini mulai kuat eksistensinya diduga dapat menghasilkan replika genetik yang sama persis dengan induk biologisnya.
Berbicara mengenai dampak dari rekayasa genetika tentu tidak sedikit. Berdasarkan sumber dari drh. Mangku Sitepoe rekayasa genetika menimbulkan kekhawatiran tehadap adanya biodiversity (gangguan keragaman hayati) yang kuat dan mengakibatkan terganggunya perkembangan organisme yang berkaitan dengan lingkungan. Dampak lingkungan yang terasa akibat adanya teknologi ini adalah perubahan yang terjadi pada tekstur dan struktur tanah di mana transgenik mikroorganisme menghasilkan perkembangbiakan generasi yang singkat serta mudah mengalami mutasi, akan muncul tumbuhan liar (polusi gen) karena adanya gen (sifat baka) yang dipindahkan dari satu organisme dan ditempatkan pada gen organisme lainnya yang kemudian menghasilkan gen baru bagi organisme resipien, selain itu akan berdampak munculnya organisme yang resisten terhadap virus, munculnya tanaman transgenik yang rentan penyakit, dan muncul tanaman yang resisten terhadap insektisida.
Selain berdampak pada lingkungan flora, lingkungan fauna juga mengalami hal yang serupa di mana dengan adanya rekayasa genetika maka akan memunculkan organisme atau tanaman transgenik yang membunuh organisme lain. Rekayasa genetik yang dilakukan pada lebah juga berdampak mengganggu ekosistem lebah madu. Tanaman transgenik yang menghasilkan zat tertentu dalam sari bunga dimakan oleh lebah sehingga lebah tidak dapat membedakan bau dari berbagai sari bunga.
Kloning sebagai aplikasi teknologi rekayasa genetika yang paling tersorot di masyarakat juga mengakibatkan dampak pada lingkungan di mana sedikit masyarakat yang pro dibanding masyarakat yang kontra. Hak makhluk hidup untuk lahir secara natural terasa diabaikan oleh adanya kloning. Di samping itu resiko kesehatan individu yang dikloning masih dipertanyakan karena teknik kloning yang masih bersifat ‘coba-coba’ sehingga resiko besar dapat saja terjadi.
Menurut drh. Mangku Sitepoe, rekayasa genetika juga berpengaruh pada keadaan sosial ekonomi. Dampak tersebut terkait dengan kemanfaatan pangan hasil rekayasa genetika apakah sudah layak dan aman dikonsumsi oleh masyarakat. Di bidang sosial, tahun 1996 Inggris mengadakan survei tentang pandangan masyarakat terhadap pangan yang diproduksi dengan rekayasa genetika. Sebanyak 90% responden menolak menggunakan bahan pangan hasil rekayasa genetika karena adanya kekhawatiran bahwa bahan baru yang dibentuk dari gen hasil rekayasa genetika dapat mengganggu kesehatan. Selain itu juga karena adanya bahan yang bertentangan dengan agama, etika, dan estetis. Kasus Ajinomoto di Indonesia tahun 2001 juga merupakan kasus bidang sosial dari rekayasa genetika di mana pada saat itu produk Ajinomoto dicap tidak halal. Ketidakhalalannya tersebut dikarenakan pada saat proses pembuatannya menggunakan unsur enzim pankreas babi yang padahal sebenarnya tidak ada unsur gen babi dalam pembuatannya sehingga dapat dikatakan produk Ajinomoto bukan hasil rekayasa genetika. Peranan sosial masyarakat dalam hal ini terlihat dalam kekhawatirannya terhadap hal yang berbau religius suatu agama.
Di bidang ekonomi, produk rekayasa genetika memberi kesejahteraan manusia serta memberi keuntungan ekonomi. Namun ternyata ada beberapa dampak negatifnya seperti kurang efisiennya penggunaan tanaman transgenik. Hal tersebut terlihat pada beberapa produksi yang masih disubsidi oleh pengusaha supplier, adanya ketidakseimbangan antara peningkatan produksi dengan biaya penggunaan hormon dan pemberian pakan, juga terdapat monopoli terhadap beberapa komoditi. Di India, ribuan petani mengadakan demonstrasi menentang penggunaan bibit hasil rekayasa genetika akibat adanya monopoli terhadap bibit yang digunakan sehingga bibit lokal tidak digunakan. Dengan menghasilkan tanaman transgenik tanpa biji maka akan memperkuat posisi produsen bibit tanaman transgenik sebagai monopoli sebab tanaman transgenik tanpa bii tidak dapat dikembangbiakkan melalui biji. Selain itu, hasil rekayasa genetika akan memupus habis beberapa komoditi bersaing.
Terkait dengan dampak kloning di bidang sosial, kloning dapat menimbulkan ketidakadilan sosial. Kloning akan semakin menegaskan dan memperlebar jurang perbedaan antara kaya dan miskin. Dengan biaya yang begitu besar maka hanya orang kaya yang bisa membuat kloning. Sedangkan di bidang ekonomi, dengan majunya kloning, bidang usaha kloning tentu menjanjikan laba yang sangat besar bagi perusahaan yang menawarkan jasanya untuk kloning.

D. KAITAN REKAYASA GENETIK DENGAN NILAI DAN ETIKA

Berbicara tentang nilai maka berhubungan pula dengan tanggung jawab dari para ilmuwan mengenai rekayasa genetika. James Gustafson mengusulkan beberapa model terkait dengan tanggung jawab ilmuwan ini.
Pertama, para ilmuwan berhak untuk melakukan apa saja yang mungkin dilakukan. Keingintahuan intelektual merupakan suatu nilai khusus dan juga naluri yang melekat pada manusia untuk memecahkan persoalan. Dalam model ini, batas terletak pada tidak adanya kemampuan teknis.
Kedua, para ilmuwan tidak berhak untuk mencampuri dalam alam. Larangan yang tegas itu didasarkan atas keyakinan bahwa alam itu suci atau anggapan bahwa setiap penelitian melanggar setiap sebuah batas yang ditetapkan oleh alam. Karena banyak orang yang tidak menggunakan prinsip ini secara absolut maka prinsip ini dipahami sebagai dorongan kuat untuk mempraktekkan tanggung jawab yang sudah ada sebelumnya.
Ketiga, ilmuwan tidak berhak mengubah ciri-ciri manusia yang khas. Model tanggung jawab ini menganggap intervensi dalam alam dibatasi oleh suatu faktor yang khusus, yaitu ciri-ciri manusia. Dengan demikian, bertentangan dengan model kedua, di sini orang dapat mencampuri alam tetapi yang menjadi batasnya adalah kodrat manusia bukan ketidaksanggupan teknis seperti dalam model pertama.
Teknologi rekayasa genetika sebagai teknologi yang taut nilai di mana ada pihak-pihak tertentu yang mengintervensi perkembangan teknologi ini. Model-model tersebut di atas sebagai contoh merupakan tanggung jawab dari ilmuwan yang seharusnya dipahami dalam profesinya. Bukan untuk mengintervensi namun model-model tersebut dapat dijadikan acuan untuk memahami alam dan makhluk hidup yang terdapat di dalamnya sehingga ilmuwan dapat mengerti apa yang harus diperbuat dan bagaimana masyarakat umum menanggapinya.
Nilai-nilai sosial, budaya, dan agama yang berlaku di suatu masyarakat akan selalu mempengaruhi kemanfaatan suatu teknologi oleh masyarakat tersebut. Sebaliknya, teknologi tersebut juga dapat mempengaruhi terjadinya perubahan pandangan dan nilai, serta sampai batas tertentu juga budaya masyarakat pemakainya. Saling keterpengaruhan itu akan selalu terjadi. Adakalanya saling menunjang dan adakalanya saling berbenturan. Apalagi jika sudah menyangkut masalah diri manusia itu sendiri.
Dalam kasus kloning misalnya, individu yang dikloning mungkin saja tidak mengerti bagaimana gen alamiah yang terdapat dalam tubuhnya digunakan sebagai uji coba pengklonan dirinya. Padahal dia sudah terikat dengan nilai bahwa dia menjadi sarana penguasaan teknologi yang dilakukan oleh tangan ilmuwan. Ilmuwan sendiri menyadari bahwa tindakan yang dilakukannya akan mempunyai dampak besar terutama berkaitan dengan nilai agama, sosial, ekonomi, lingkungan, dan budaya.
Dalam kajian lain yaitu pada kajian etika. Rekayasa genetika dapat dianggap sebagai hasil kerja keras para ilmuwan tetapi titik etisnya adalah sejauh mana kuasa itu dapat digunakan oleh ilmuwan. Oleh sebab itu terdapatlah beberapa kriteria sebagai batasan ilmuwan dalam pekerjaannya yaitu batasan dari segi tingkah laku, sosial, medis, politis, dan ekonomis. Hal ini berkaitan dengan nilai yaitu intervensi semacam ini apakah mengisyaratkan apa yang dianggap penting oleh suatu masyarakat dan apa yang ingin mereka lakukan untuk mencapai suatu tujuan juga berkaitan dengan standar etis manusia yaitu strategi-strategi apa saja yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan ini. Yang menentukan kriteria-kriteria standar itu tentu bukanlah dari kalangan ilmuwan saja tetapi di sini dibutuhkan pula peranan beberapa ahli seperti politisi, dokter, warga negara, pasien, atau komisi tertentu. Dengan keterlibatan mereka maka dalam mengambil keputusan akan terlihat jelas. Resiko dari intervensi ini dapat dilihat pada skala individual dan sosial, maupun lingkungan. Yang pasti rekayasa genetik tetap memiliki manfaat bagi kehidupan hanya saja perlu ditinjau lebih dalam lagi terutama terkait dengan etika rekayasa genetik supaya manfaat bagi satu orang tidak menjadi beban bagi orang lain.
Prinsip etika yang bermain dalam kloning pada manusia berkaitan dengan martabat kehidupan manusia di mana manusia memiliki tanggung jawab secara moral bagi kehidupan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu konsensus mengenai DNA yang diambil antara orang yang bersangkutan dengan ilmuwan. Dimensi etika yang bermain di sini tentu saja selain berkaitan dengan martabat manusia, berkaitan pula dengan kebebasannya, status hukumnya, hubungan kekeluargaan, dan mengenai nasib masa depan umat manusia seluruhnya.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Utama:
Kusmaryanto, C.B. 2001. Problem Etis Kloning Manusia. Jakarta: Grasindo
Mohamad, Kartono. 1992. Teknologi Kedokteran dan Tantangannya terhadap Bioetika. Jakarta: Gramedia
Shannon, Thomas A. 1995. Pengantar Bioetika. Jakarta: Gramedia
Sitepoe, Mangku. 2001. Rekayasa Genetika. Jakarta: Grasindo

Referensi Internet:
Adhyzalkandar. Rekayasa Genetika. http://id.shvoong.com/exact-sciences/1999578-rekayasa-genetika/. Diakses tanggal 7 Mei 2010
Anonim. Dampak Bioteknologi. http://www.biokita.co.cc/dampak%20biotek.htm
Anonim. Rekayasa Genetika. http://id.wikipedia.org/wiki/Rekayasa_genetika. Diakses tanggal 12 September 2010
Purnama, Dadan. Makalah Rekayasa Genetika. http://dadanpurnama.blogspot.com/2010/04/makalah-rekayasa-genetika.html. Diakses tanggal 10 April 2010
Sanjaya, Rafid Tisna. Pro Kontra Rekayasa Genetika. http://www.kulinet.com/baca/pro-kontra-rekayasa-genetika/609/. Diakses tanggal 1 September 2009
Susanti, Fransisca Ria. Laporan Akhir Tahun Iptek dan Lingkungan
Dunia Ketiga Tetap Menjadi Penonton http://www.sinarharapan.co.id/berita/0112/19/sh04.html. Diakses tanggal 19 Desember 2001

Nikmatnya Es Krim Tip Top Yogyakarta

Ada es krim enak lho di Yogya.
Tepatnya di jl. Mangkubumi. Deket Kopi jozz, deket Tugu.
Namanya Tip Top.



Tempatnya sih... kalo diliat2 cocok buat syuting film dracula atau film vampire kalo ga film2 era kolonial gitu. Gimana ngga, tu tempat sumpah vintagenya. Jadinya malah terkesan serem gitu.. Mana ada etalase es krim tapi dah kuno gitu n ga dipake cuma jadi pajangan doank..

Di balik tempatnya yang seperti itu ternyata tersimpan es krim yang rasanya hmmm.... NYAMMY....
lumayan mahal sih buat kantong mahasiswa, es krim paling murah disana 10,000 itu pun cuma ice cone. Paling mahal kalo ga salah 35,000 deh..

Waktu kesana aku pesen TUTTY FRUTTY.
Awalnya tu es krim biasa aja, bentuknya kotak atasnya ada coklat kayak susu kental manis coklat gitu tapi setelah dirasa-rasa dan makin lama makin ke tengah, wah rasanya... adem + manis di lidah.. Apalagi kalo dah menyentuh es krim tutty fruttynya itu. Ga kebayang deh rasanya.
Es krim di sini cepet cair jadi kalo makan mending cepet2 deh. Soalnya es krim ini pake gula asli (katanya sih gitu). Waktu dimakan juga ada rasa kres kres nya. Hehe beda deh sama es krim biasanya.



Kalo di Yogya jangan lupa mampir ke sini n pesen TUTTY FRUTTYnya yang terkenal itu ya.
:)

Alamat Tip Top:
Jl. P. Mangkubumi no.24
Buka jam 10.00-14.00 lanjut jam 17.00-21.30